Sejarah perpustakaan Alexandria memang sangat menarik untuk diketahui karena menjadi pusat pembelajaran di sekitar Mediterania pada masa itu. Tidak mengherankan jika ada banyak pemikir maupun tokoh hebat berkumpul di sana.
Sayangnya, salah satu keajaiban kuno ini mengalami tragedi sehingga menyebabkan hilangnya manuskrip yang tidak ternilai harganya. Penyebab tragedi tersebut memang masih menjadi perdebatan, namun tetap menjadi cacatan sejarah dunia.
Fakta Menarik Sejarah Perpustakaan Alexandria
Ada cukup banyak fakta-fakta menarik pada sejarah dari perpustakaan Alexandria yang bangunannya saat ini sudah hancur. Berikut adalah sejarah pembangunan hingga kehancuran pusat ilmu pengetahuan terbesar dan pusat pembelajaran pada masa kuno ini.
1. Asal Mula Pembangunan
Sebenarnya informasi pasti mengenai pembangunan perpustakaan Alexandria tidak diketahui, namun asal mulanya pada masa Alexander Agung. Penakluk Mesopotamia ini tidak hanya menyebarkan budaya Yunani di seluruh dunia, namun juga haus akan pengetahuan.
Semangat Alexander Agung ini kemudian diteruskan oleh penerusnya yaitu Ptolemeus I sebagai penguasa Mesir. Ptolemeus I berinisiatif membangun pusat pembelajaran berisi banyak ilmu pengetahuan, juga sebagai pusat penelitian ilmiah.
Dalam sejarah perpustakaan Alexandria, pembangunannya juga tidak terlepas dari peran filsuf Yunani bernama Demetrius dari Phalaeron. Demetrius juga meyakinkan Ptolemeus I agar perpustakaannya menjadi bagian kompleks kuil Mouseion atau Temple to the Muses.
2. Perburuan Buku
Setelah pembangunannya, perburuan buku di seluruh dunia mulai dilakukan, meskipun hal ini bukan tugas mudah. Para pustakawan bahkan perlu melakukan taktik cukup licik, salah satunya memeriksa setiap kapal di pelabuhan Alexandria untuk mencari buku.
Buku-buku yang ditemukan kemudian akan disita, kemudian salinan akan dibuat untuk diberikan kepada pemilik serta bayaran sebagai kompensasi. Sementara itu, buku aslinya akan menjadi koleksi baru yang disebut dengan from the ships.
Sejarah perpustakaan Alexandria dalam perburuan buku juga menyebutkan bahwa Ptolemeus III menulis surat pada gubernur Athena untuk meminjam karya penyair besar. Sayangnya, buku tersebut kemudian dikembalikan dalam bentuk salinannya saja.
Meskipun secara harfiah pusat ilmu pengetahuan ini tidak memiliki semua buku di seluruh dunia pada abah ketiga, namun koleksinya sangat banyak. BookRiot dari berbagai sumber menunjukkan bahwa terdapat 500 ribu hingga 700 ribu buku dari berbagai kategori.
Meskipun demikian, Ancient History Encyclopedia menyebutkan bahwa jumlah tersebut terlalu besar untuk memperkirakan bukunya. Kemungkinan jumlah sebanyak 500 ribu tersebut merujuk pada gulungan, bukan jumlah buku.
Pada sejarah perpustakaan Alexandria, ada banyak koleksi dokumen Yunani dari Athena dan Rhodes, termasuk yang diduga koleksi pribadi Aristoteles. Ada juga banyak terjemahan karya dari Mesir, Asyur, Persia, hingga teks Budha.
3. Tokoh-tokoh Hebat
Sebagai pusat pembelajaran, ada banyak cendekiawan, penulis, serta seniman terbaik dari berbagai belahan dunia yang datang dan bekerja di sana. Ada banyak tokoh terkenal dan ahli, termasuk Euclid yang menciptakan konsep-konseo geometri.
Tidak hanya itu saja, sejarah perpustakaan Alexandria juga menyebutkan bahwa astronom bernama Ptolemeus juga bekerja di sana. Tokoh ini mengembangkan model alam semesta yang menjadi model standar hingga adanya karya Copernicus.
Sarjana terkenal lainnya adalah Eratosthenes, seorang yang membuktikan bumi bulat, juga merupakan kepala perpustakaan ketiga. Sementara itu, Callimachus merupakan penyair pastoral terpenting di era Helenistik, juga penemu katalog perpustakaan pertama.
4. Pustakawan Terakhir
Sejarah perpustakaan Alexandria menyebutkan bahwa pustakawan terakhir adalah Theon, yaitu matematikawan serta astronom pada masa itu. Theon merupakan pengajar di Mouseion yang hidup pada pemerintahan Theodosius.
Tidak banyak yang bisa diketahui dari Theon, namun putrinya bernama Hypatia justru lebih banyak dikenal. Hypatia merupakan filsuf wanita satu-satunya, juga ahli matematika yang lahir sekitar 370 Masehi.
5. Kehancuran Perpustakaan
Kehancuran dari pusat ilmu pengetahuan ini adalah karena kebakaran besar yang mengakibatkan hilangnya koleksi terlengkap serta berbagai literatur kuno. Meski demikian, penyebab ini sebenarnya masih menjadi perbedatan selama berabad-abad.
Dalam sejarah perpustakaan Alexandria, tidak ada jawaban pasti mengenai apa yang terjadi dengan pusat ilmu pengetahuan tersebut. Berbagai sumber menyebutkan bahwa tersangka utama kehancurannya adalah Julius Caesar.
Sementara itu, Ancient History Encyclopedia menyatakan bahkan kehancuran perpustakaannya mustahil hanya disebabkan oleh satu orang saja. Apalagi kota Alexandria menjadi perebutan kekuasaan dalam seharah kuno, terutama era Romawi.
Persaingan yang terjadi antara orang-orang terkemuka dari Romawi menimbulkan berbagai pemberontakan. Sejarah Alexandria yang tidak stabil memberikan konsekuensi negatif bagi keberadaan perpustakaan tersebut.
6. Perpustakaan Baru
Sejarah perpustakaan Alexandria menunjukkan bahwa pusat ilmu pengetahuan ini kembali dihidupkan pada tahun 1972. Hal tersebut berkat seorang profesor dari Universitas Alexandria dengan sponsor dari pemerintahan Mesir.
Pusat ilmu pengetahuan modern ini sendiri telah menampung lebih dari delapan juta jilid koleksi, jauh lebih banyak daripada masa kuno. Selain itu, juga ada planetarium dan sekolah ilmu perpustakaan untuk lebih melengkapi pusat pembelajaran tersebut.
Alexandria merupakan kota yang menjadi tempat berkumpul para cendekiawan karena pernah menjadi pusat pembelajaran. Hal tersebut tidak terlepas dari sejarah perpustakaan Alexandria yang hancur karena sebuah tragedi.